Kerja Otak Kita.
diddinwo - Brain Rules ditulis oleh John Medina, seorang biologi
molekuler perkembangan dan konsultan penelitian.Dia mengakui bahwa otak itu
kompleks tapi ingin memperkenalkan cara kerja otak secara sederhana dengan
membuat 12 aturan cara kerja otak. Tidak hanya penjelasan teoritis, John Medina
menjelaskan konsekuensi praktis pada setiap aturan, dalam konteks rumah,
sekolah dan tempat kerja.
- Bergerak melejitkan kemampuan otak
Otak kita dirancang untuk berjalan kaki, sekitar 19
kilometer per hari, selama masa evolusi nenek moyang kita. Ketika kita
bergerak, darah akan terpompa ke otak, mengalirkan oksigen dan glukosa. Aerobik
2 kali seminggu memangkas resiko terkena dementia (penurunan kapasitas otak)
dan menurunkan resiko sampai 60% terkena Alzheimer.Aturan pertama ini
menjelaskan mengapa kita mudah bosan ketika duduk diam di dalam kelas atau
ruang kerja. Tanpa pergerakan membuat oksigen yang mengalir ke otak berkurang
sehingga dianggap sebagai sinyal beristirahat (jadi menguap kan kalau kelamaan
duduk? :D . Persoalannya, ruang kelas dan kerja kita didesain dengan asumsi
kita diam ketika belajar dan bekerja.
Praktisnya:
Bila tubuh kita diam maka otak kita diam. Bergeraklah sambil
belajar dan bekerja. Sekurang-kurangnya, lakukan pergerakan 10 menit setelah
belajar atau bekerja.
- Otak kita juga berevolusi
Otak adalah organ bertahan hidup kita dalam menjalani
evolusi. Kita mengatasi dunia dengan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Kita bukan makhluk yang terkuat di bumi ini, tapi otak kita berkembang menjadi
yang terhebat. Otak kita berkembang selama menangani penyelesaian persoalan dan
membangun relasi dengan orang lain.
Kemampuan memahami persoalan dan membangun relasi dengan
orang lain menjadi aktivitas bertahan hidup utama, bahkan hingga hari ini.
Bukan saja di sekolah, kedua kemampuan itu juga kita butuhkan di tempat kerja.
Praktis: Bila kita tidak nyaman dengan orang lain maka kita
tidak bisa efektif. Ketika murid tidak nyaman dengan gurunya maka belajar
menjadi tidak efektif. Ketika bawahan tidak nyaman dengan atasannya maka
bekerja menjadi tidak efektif. Belajar menyimak motivasi orang lain dan bangun
relasi agar otak kita bekerja efektif.
- Setiap otak tersusun secara berbeda
Otak dari kecil mengalami perkembangan yang luar biasa. Ada
serangkaian hubungan yang terbangun antar ujung syaraf seiring dengan
penghilangan hubungan yang lain. Apa yang kita lakukan dan pelajari dalan
kehidupan mengubah bentuk fisik otak kita, mengubah susunan otak kita.
Setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda dalam
menjalani hidup. Tidak ada dua otak manusia yang sama yang menyimpan informasi
yang sama dengan cara yang sama di tempat yang sama. Ada jutaan cara untuk
menjadi cerdas sebagaimana diyakini konsep kecerdasan majemuk Howard Gardner.
Sayangnya, banyak diantaranya tidak muncul dalam tes IQ.
Praktisnya: Perlakukan diri kita dan orang lain sebagai
individu unik yang mempunyai cara belajarnya sendiri.
- Kita tidak memperhatikan hal-hal membosankan
Otak bisa diibaratkan sebagai lampu sorot (spotlight) yang
menyorot berbagai macam hal di sekitarnya. Lampu sorot otak ini hanya dapat
fokus pada satu hal pada satu waktu: Tidak ada multitasking bagi otak.
Lampu sorot otak itu menyukai sesuatu yang membangkitkan
emosi dan mudah beralih ketika menyorot sesuatu yang membosankan. Ceramah atau
pembicaraan yang biasa-biasa saja hanya mendapat perhatian dari otak kita
kurang dari 10 menit.
Praktisnya: Pancing perhatian orang yang mendengarkan kita
bicara setelah 10 menit melalui cerita yang menyentuh emosi. Hindari interupsi
dalam mengerjakan suatu tugas karena akan meningkatkan jumlah kesalahan.
- Ulangi untuk Mengingat
Otak itu ibarat mesin pengolah informasi yang mempunyai
beragam mekanisme. Salah satunya, declarative memory yang mempunyai 4 tahap
pengolahan informasi: mengodekan, menyimpan, memanggil dan melupakan.
Kalau kita mengingat informasi dengan cara yang biasa-biasa
saja, maka kita akan segera melupakan. Ibarat ketemu cewek yang biasa-biasa
saja maka kita segera melupakan begitu saja. Beda kalau pertama bertemu begitu
mempesona, wah sampai rumah pun masih terbayang-bayang wajahnya. (bener kan…?).
Semakin rumit kita mengodekan informasi semakin kuat memori itu.
Praktisnya: Kaitkan suatu informasi baru dengan informasi
lama. Buat jembatan keledai untuk merangkai suatu informasi. Ulangi untuk
mengingat suatu informasi dengan pola yang berbeda.
- Ingatlah untuk mengulang
Sebagian besar memori menghilang dalam hitungan detik.
Proses melupakan itu bagus karena kita tidak perlu menyimpan informasi yang
tidak relevan dan membantu menentukan prioritas. Ingatlah yang sekarang, bukan
masa lalumu (uhuk). Tapi bila kita ingin mengingat suatu informasi, maka
ingatlah untuk mengulang.
Praktisnya: Ingatlah suatu informasi secara bertahap dan
mengulanginya dalam jeda waktu yang terpola waktunya.
- Tidur baik, berpikir pun baik.
Otak mengalami ketegangan terus menerus sepanjang hari.
Bahkan ketika tidur pun, otak kita tidak sepenuhnya beristirahat. Otak tetap
aktif secara ritmis selama kita tidur. Kurang tidur akan menurunkan perhatian,
pengambilan keputusan, memori kerja, mood, keterampilan kuantitatif, penalaran
bahkan ketangkasan motorik.
Praktisnya: Tidur secukupnya.
- Otak yang stress tidak belajar secara sama
Otak kita terlatih untuk menghadapi bahaya atau stress dalam
durasi pendek, semacam ancaman dari hewan buas. Stress yang ringan meningkatkan
kinerja kita, stress kronis melumpuhkan kemampuan kita belajar.
Kita punya otak satu, otak yang sama yang kita pakai di
rumah, sekolah maupun kantor. Stress di suatu tempat akan berpengaruh pada
kinerja kita di tempat lain.
Praktisnya: Jangan stress. Bangun relasi dan emosi yang
stabil di rumah, itu kunci.
- Rangsanglah lebih banyak indera
Kita menyerap informasi tentang suatu kejadian melalui
indera, menerjemahkan dalam bentuk sinyal listrik, menyebarkan ke bagian otak
terpisah dan ketika mengingat kita merekonstruksikan ingatan kejadian itu.
Semakin banyak indera yang mendapatkan informasi atas suatu
kejadian maka semakin mudah kita merekronstruksi ingatan akan kejadian tersebut.
Hasil riset, Efek Proust, bau dapat memicu memori, hingga 10-50% lebih baik.
(apa bau badanmu sekarang? *eh salah). Bau bahkan memicu emosi kita.
Praktisnya: Gunakan multisensori dalam menyampaikan
penjelasan ke murid atau bawahan, paling tidak kata dan gambar. Bila perlu
ciptakan ruangan yang baunya bisa diasosiasikan positif.
- Penglihatan mengungguli indera-indera kita.
Kita tidak melihat dengan mata kita, kita melihat dengan
otak kita. Apa yang kita lihat bukanlah yang terlihat, tapi apa yang diberitahukan
otak untuk kita lihat. Tak heran maka kita sering terjebak menilai orang dari
tampilan luar, karena memang begitu cara kerja otak kita.
Kita paling bagus belajar dan mengingat dengan gambar, bukan
kata-kata tertulis atau terucap. Mendengar sekarang maka 3 hari kemudian hanya
teringat 10%, sementara dengan melihat kita masih mengingat 65%. Teks mencekik
otak kita, otak tidak mengenal kata-kata, tapi mengenal gambar. Ketika
mengingat “Gajah pakai baju warja merah”, kita akan “melihat” gambar gajahnya,
bukan tulisan g-a-j-a-h.
Praktisnya: Buang powerpoint yang penuh dengan teks dan
poin-poin. Gunakan gambar yang berasosiasi dengan suatu informasi untuk
belajar.
- Otak pria dan wanita berbeda
kalangan kesehatan mental sudah mengenali perbedaan antara
pria dan wanita. Pria lebih mudah terkena schizophrenia dibandingkan wanita.
Dengan rasio 2 banding 1, wanita memiliki kecenderungan lebih tinggi mengalami
depresi dibandingkan pria, temuan setelah wanita mengalami pubertas dan terus
stabil sampai 50 tahun berikutnya.
Pria dan wanita merespon stress dengan cara yang berbeda.
Pria mengaktifkan amygdala di sebelah kanan otak mereka, wanita mengaktifkan
sebelah kiri. Aktivasi sebelah kiri akan membuat orang lebih mengingat detil,
aktivasi sebelah kanan akan membuat orang mengingat intinya.
Praktisnya: Kelola kelas dengan pengaturan gender berbeda.
Buat tim lintas gender dalam dunia kerja.
- Kita adalah penjelajah alami yang kuat
hasrat untuk mengeksplorasi begitu besar dalam diri kita.
Hasrat itu tetap ada meski kita berada dalam ruang kelas dan ruang kerja. Bayi
adalah model cara kita belajar. Bukan dengan pasif terhadap lingkungan, tapi
aktif berksplorasi, melakukan pengamatan, membuat dugaan, lakukan pengujian dan
kesimpulan.
Hebatnya, beberapa bagian otak dewasa tetap lentur seoerti
bagian otak bayi supaya kita dapat menciptakan syaraf-syaraf dan mempelajari
baru sepanjang hayat.
Praktisnya: Teruslah menjadi anak kecil yang penuh takjub
dan pertanyaan pada dunia.
source
0 Response to "Kerja Otak Kita."
Post a Comment
Ketentuan komentar:
1. Komen bersifat positif, merupakan donasi semangat untuk admin blog.
2. link tidak boleh di sertakan.
3. Jangan menyertakan link menuju ke situs dengan konten apapun yang melanggar hukum Allah SWT, baik itu didalam komentar maupun pada URL Name anda.
Terimakasih.