Kata Kata Ir.Soekarno yang mendunia dan melegenda
Kumpulan kata bijak Ir.Soekarno :
"Tuhan menciptakan
bangsa untuk maju melawan kebohongan elit atas, hanya bangsanya sendiri yang
mampu merubah nasib negerinya sendiri."
"Aku tinggalkan
Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia,
dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya."
"Barangsiapa ingin
mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam."
“Firman Tuhan inilah
gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma
bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya
sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” [Bung Karno, Pidato HUT
Proklamasi, 1964]
"Bangsa yang besar
adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya." [Ir. Soekarno, Pidato
Hari Pahlawan 10 November 1961]
"Kita belum hidup
dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba. Jadi tetaplah
bersemangat elang rajawali."
"Gantungkan
cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh,
engkau akan jatuh di antara bintang-bintang."
"Laki-laki dan
perempuan adalah seperti dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama
kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya;
Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu
sama sekali."
"Perjuanganku
lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena
melawan bangsamu sendiri."
"Beri aku 1.000
orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya
akan kuguncangkan dunia"
"Merdeka hanyalah
sebuah jembatan, Walaupun jembatan emas.., di seberang jembatan itu jalan pecah
dua: satu ke dunia sama rata sama rasa.., satu ke dunia sama ratap sama
tangis!"
"Orang tidak bisa
mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia.. Tuhan
bersemayam di gubuknya si miskin."
"Apakah kelemahan
kita adalah kurang percaya diri sebaga bangsa, sehingga kita menjadi bangsa
penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini
asalnya adalah rakyat gotong royong."
"Jadikan deritaku
ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya.
Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya
adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa."
"Bangunlah suatu
dunia dimana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan."
"Kita bangsa
besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan
minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini
syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi
budak." [Bung Karno, Pidato HUT Proklamasi]
"Aku lebih suka
lukisan samudra yang gelombangnya menggebu-gebu daripada lukisan sawah yang
adem ayem tentram."
"Janganlah mengira
kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap
tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai! Berjuanglah terus dengan
mengucurkan sebanyak-banyak keringat." [Ir. Soekarno, Pidato HUT
Proklamasi]
"Apabila dalam di
dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu
kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia
dengan kemajuan selangkah pun."
"Janganlah melihat ke masa depan dengan
mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa
yang akan datang."
“Tidak seorang pun yang
menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau
aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. [Ir. Soekarno, Pidato HUT
Proklamasi 1956]
"Apakah kita mau
Indonesia merdeka, yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya
sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan,
merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?"
[Ir. Soekarno Pidato lahirnya Pancasila 1 Juni 1945]
"Gemah ripah loh jinawi, tata tentram
kerta raharja, para kawula iyeg rumagang ing gawe, tebih saking laku
cengengilan adoh saking juti. Wong kang lumaku dagang, rinten dalu tan wonten
pedote, labet saking tan wonten sansayangi margi. Subur kang sarwa tinandur,
murah kang sarwa tinuku. Bebek ayam raja kaya enjang medal ing panggenan, sore
bali ing kandange dewe-dewe. Ucapan-dalang dari
bapaknya-embahnya-buyutnya-canggahnya, warengnya-udeg-udegnya gantung siwurnya.
Bekerja bersatu padu, jauh daripada hasut, dengki, orang berdagang siang malam
tiada hentinya, tidak ada halangan di jalan. Inipun menggambarkan cita-cita
sosialisme." [Bung Karno, Pidato Hari Ibu 22 Desember 1960]
"Walaupun jembatan
emas di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama
rasa.. satu ke dunia sama ratap sama tangis.."
"Tuhan menciptakan
bangsa untuk maju melawan kebohongan elit atas, hanya bangsanya sendiri yang
mampu merubah nasib negerinya sendiri."
"Aku tinggalkan
Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia,
dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya."
"Barangsiapa ingin
mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam."
“Firman Tuhan inilah
gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma
bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya
sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” [Bung Karno, Pidato HUT
Proklamasi, 1964]
"Bangsa yang besar
adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya." [Ir. Soekarno, Pidato
Hari Pahlawan 10 November 1961]
"Kita belum hidup
dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba. Jadi tetaplah
bersemangat elang rajawali."
"Gantungkan
cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh,
engkau akan jatuh di antara bintang-bintang."
"Laki-laki dan
perempuan adalah seperti dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama
kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya;
Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu
sama sekali."
"Perjuanganku
lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena
melawan bangsamu sendiri."
"Beri aku 1.000
orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya
akan kuguncangkan dunia"
"Merdeka hanyalah
sebuah jembatan, Walaupun jembatan emas.., di seberang jembatan itu jalan pecah
dua: satu ke dunia sama rata sama rasa.., satu ke dunia sama ratap sama
tangis!"
"Orang tidak bisa
mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia.. Tuhan
bersemayam di gubuknya si miskin."
"Apakah kelemahan
kita adalah kurang percaya diri sebaga bangsa, sehingga kita menjadi bangsa
penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini
asalnya adalah rakyat gotong royong."
"Jadikan deritaku
ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya.
Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya
adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa."
"Bangunlah suatu
dunia dimana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan."
"Kita bangsa
besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan
minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini
syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi
budak." [Bung Karno, Pidato HUT Proklamasi]
"Aku lebih suka
lukisan samudra yang gelombangnya menggebu-gebu daripada lukisan sawah yang
adem ayem tentram."
"Janganlah mengira
kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap
tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai! Berjuanglah terus dengan
mengucurkan sebanyak-banyak keringat." [Ir. Soekarno, Pidato HUT
Proklamasi]
"Apabila dalam di
dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu
kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia
dengan kemajuan selangkah pun."
"Janganlah melihat ke masa depan dengan
mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa
yang akan datang."
“Tidak seorang pun yang
menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau
aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. [Ir. Soekarno, Pidato HUT
Proklamasi 1956]
"Apakah kita mau
Indonesia merdeka, yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya
sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan,
merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?"
[Ir. Soekarno Pidato lahirnya Pancasila 1 Juni 1945]
"Gemah ripah loh jinawi, tata tentram
kerta raharja, para kawula iyeg rumagang ing gawe, tebih saking laku
cengengilan adoh saking juti. Wong kang lumaku dagang, rinten dalu tan wonten
pedote, labet saking tan wonten sansayangi margi. Subur kang sarwa tinandur,
murah kang sarwa tinuku. Bebek ayam raja kaya enjang medal ing panggenan, sore
bali ing kandange dewe-dewe. Ucapan-dalang dari
bapaknya-embahnya-buyutnya-canggahnya, warengnya-udeg-udegnya gantung siwurnya.
Bekerja bersatu padu, jauh daripada hasut, dengki, orang berdagang siang malam
tiada hentinya, tidak ada halangan di jalan. Inipun menggambarkan cita-cita
sosialisme." [Bung Karno, Pidato Hari Ibu 22 Desember 1960]
"Walaupun jembatan
emas di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama
rasa.. satu ke dunia sama ratap sama tangis.."
"Tuhan menciptakan
bangsa untuk maju melawan kebohongan elit atas, hanya bangsanya sendiri yang
mampu merubah nasib negerinya sendiri."
"Aku tinggalkan
Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia,
dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya."
"Barangsiapa ingin
mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam."
“Firman Tuhan inilah
gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma
bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya
sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” [Bung Karno, Pidato HUT
Proklamasi, 1964]
"Bangsa yang besar
adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya." [Ir. Soekarno, Pidato
Hari Pahlawan 10 November 1961]
"Kita belum hidup
dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba. Jadi tetaplah
bersemangat elang rajawali."
"Gantungkan
cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh,
engkau akan jatuh di antara bintang-bintang."
"Laki-laki dan
perempuan adalah seperti dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama
kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya;
Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu
sama sekali."
"Perjuanganku
lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena
melawan bangsamu sendiri."
"Beri aku 1.000
orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya
akan kuguncangkan dunia"
"Merdeka hanyalah
sebuah jembatan, Walaupun jembatan emas.., di seberang jembatan itu jalan pecah
dua: satu ke dunia sama rata sama rasa.., satu ke dunia sama ratap sama
tangis!"
"Orang tidak bisa
mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia.. Tuhan
bersemayam di gubuknya si miskin."
"Apakah kelemahan
kita adalah kurang percaya diri sebaga bangsa, sehingga kita menjadi bangsa
penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini
asalnya adalah rakyat gotong royong."
"Jadikan deritaku
ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya.
Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya
adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa."
"Bangunlah suatu
dunia dimana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan."
"Kita bangsa
besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan
minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini
syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi
budak." [Bung Karno, Pidato HUT Proklamasi]
"Aku lebih suka
lukisan samudra yang gelombangnya menggebu-gebu daripada lukisan sawah yang
adem ayem tentram."
"Janganlah mengira
kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap
tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai! Berjuanglah terus dengan
mengucurkan sebanyak-banyak keringat." [Ir. Soekarno, Pidato HUT
Proklamasi]
"Apabila dalam di
dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu
kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia
dengan kemajuan selangkah pun."
"Janganlah melihat ke masa depan dengan
mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa
yang akan datang."
“Tidak seorang pun yang
menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau
aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. [Ir. Soekarno, Pidato HUT
Proklamasi 1956]
"Apakah kita mau
Indonesia merdeka, yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya
sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan,
merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?"
[Ir. Soekarno Pidato lahirnya Pancasila 1 Juni 1945]
"Gemah ripah loh jinawi, tata tentram
kerta raharja, para kawula iyeg rumagang ing gawe, tebih saking laku
cengengilan adoh saking juti. Wong kang lumaku dagang, rinten dalu tan wonten
pedote, labet saking tan wonten sansayangi margi. Subur kang sarwa tinandur,
murah kang sarwa tinuku. Bebek ayam raja kaya enjang medal ing panggenan, sore
bali ing kandange dewe-dewe. Ucapan-dalang dari
bapaknya-embahnya-buyutnya-canggahnya, warengnya-udeg-udegnya gantung siwurnya.
Bekerja bersatu padu, jauh daripada hasut, dengki, orang berdagang siang malam
tiada hentinya, tidak ada halangan di jalan. Inipun menggambarkan cita-cita
sosialisme." [Bung Karno, Pidato Hari Ibu 22 Desember 1960]
"Walaupun jembatan
emas di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama
rasa.. satu ke dunia sama ratap sama tangis.."
info nya mantap untuk dibaca gan
ReplyDeleteterimakasih udah share info nya
terus berkreasi gan
Jangan Lupakan Sejarah,.
ReplyDelete